Mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih di cintai Allah
So, fellas ada banyak cara untuk
bisa di cintai Allah. Dan salah satunya Menjadi Kuat. Setelah, beberapa hari
yang lalu, saya datang seminar kesehatan yang memberikan banyak sudut pandang
lagi tentang bagaimana menjaga asupan yang masuk dalam tubuh. Kali ini, saya
mendapat kesempatan lagi tentang bagaimana mengolah tubuh supaya kece! Dan dicintai
Allah pastinya.
Sabtu lalu, saya menjadi salah
satu utusan untuk mengikuti Pelatihan Instruktur Olahraga Provinsi Lampung, yang
diadakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Kemenpora RI di Hostel Tango, Way Halim. Sayang
sekali, acara dengan tema Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Instruktur Menuju
Tenaga Keolahragaan Yang Berkualitas tidak bisa dihadiri oleh H. Imam Nahrawi,
S Ag, Menteri Pemuda dan Olahraga.
Fundamental Aset Manajemen
Setiap kita, memiliki aset yang
dimana dengan kita menjaga maka kita mampu menjaga aset yang lain. Apa itu? Yay!
KESEHATAN. Tapi, Sehat itu apa sih? Olahraga itu apa? Bugar? Coba deh kita
bebaskan dulu pikiran kita, tentang makna sehat, sakit, olahraga, bugar,
jasmani, rohani?
Sehat adalah kondisi dimana tubuh
sedang tidak sakit. Hahaha. Iya iyalaah, tapi kan memang iya :D dan Bugar
adalah keadaan dimana tubuh memiliki ketahanan tanpa merasakan kelelahan yang
berarti, contohnya kita mampu melakukan banyak hal dan nggak mudah capek. Itu bugar.
Dan pemuda, dengan usia yang
sedang produktif-produktifnya. Semangat yang lagi panas-panasnya, itu adalah masa paling pas untuk mengolah
tubuh supaya tetap sehat dan bugar.
Menjaga kesehatan dengan apa? Olahraga
yang teratur dan terukur, menjaga asupan makanan, tidak stress dan istirahat.
Keinstrukturan
Di materi yang kedua, oleh pak Sunu
Purwanto, pegiat olahraga futsal dan sepak bola. Seorang yang disebut
instruktur adalah orang yang bertanggungjawab memimpin pelaksanaan pelatihan
agar sesuai standar yang ditentukan.
Seorang instruktur juga harus
menyadari, bahwa orientasi olahraga adalah Sehat, Kuat, Bugar, Terampil dan
>>>>> Bermanfaat. Yakkkk, sehat kuat dll tapi kalau nggak
bermanfaat nonsense.
Ini #selfreminder banget nih buat
saya pribadi juga tentunya. Kalau apapun yang kita lakukan adalah untuk terus
bermanfaat bagi orang lain dan saling mengingatkan dalam kebenaran.
Menjadi instruktur, sama halnya
dengan menjadi pemimpin selain bertanggungjawab diharapkan juga memiliki rasa
perhatian, pengertian dan yang perlu digarisbawahi adalah nggak boleh baper.
Memiliki juga sikap tanggung
jawab, cermat, dan hati-hati apalagi yang menyangkut dengan keamanan. Seorang instruktur
juga diharapkan memiliki keteladanan, yaitu keshalehan, kedisplinan,
kebersihan, ketertiban, kerapihan, kesopansantunan, serta ukhuwah.
Dalam teknisnya, tentu banyak
yang perlu di perhatikan.
Saya sih jadi evaluasi banyak
hal, termasuk nggak baper. Saya tipikal orang yang mudah sekali menemukan
kejanggalan. Termasuk dalam hal sikap orang lain, saya perasa meski sepertinya
tidak. Lalu sibuk bergelut dengan diri sendiri “salah saya apa ya, kok sikap
orang ini demikian, bla bla bla”
Jadi instruktur tentunya memang
harus peka, namun sebaiknya memisahkan perasaan pribadi demi memprioritaskan
yang lebih baik dengan tujuan bersama.
Yay! Alhamdulillah, senang
rasanya bertemu banyak teman baru, ilmu baru di pelatihan instruktur yang
singkat ini. Iyap singkat, karena lebih seru sepertinya kalau ada simulasi nya
hehehe.
Comments
Post a comment