![]() |
doc : Furi Rain |
Pilih Nonton sendiri apa Makan
(di luar) sendiri?
Saya dengan isengnya pernah dong
survei gak penting ke temen-temen dengan pertanyaan demikian. Tujuannya apa?
cuma mau tau seberapa besar kenekatan temen kita wkwk.
Jawabannya pun aneka ragam, ada
yang lebih baik nonton sendiri, makan sendiri, atau bahkan nggak mau dua-dua
nya mending laper dan gak nonton film dari pada sendiri. eits ada juga loh yang
njawabnya enjoy aja tuh semuanya
sendiri, (udah nggak ngerti ini jomblo putus asa apa emang mandiri).
Lalu, saya tim mana? Tim nonton
sendiri dong. Kalau makan sendiri, dalam tiap suapannya itu nyesek gak ada
temen ngobrol, gak ada temen berbagi komentar “hmmm rempahnya berasa banget
nih” “ah sayurnya kematengan” dll. Dan pastinya nyesek lah ya di sekitar semua
orang dengan temen hidup nya masing-masing saya masih aja berteman hengpon.
Tapi kalau nonton, mau beli tiket
sendiri kek, mau gak ada yang nggandeng kek, mau gak ada yang bayarin kek, mau
diliatin karna sendiri kek, pokoknya nonton. Hahaha. Lagian kan tempatnya gelep
ya, mana sadar kali ah kalo kita lagi sendirian :D
![]() |
Tiketku yang single |
Ngomong-ngomong soal nonton, saya ini penonton film Indonesia loh. Tak peduli beberapa kali kecewa karena seringkali film yang kita beri ekspetasi tinggi ternyata tak sesuai harapan, tapi saya selalu memberi kesempatan untuk mau nonton lagi kalau ada film Indonesia yang kelihatannya menarik. Yap, karena saya sadar film Indonesia ya harus kita yang tonton, film positif ya harus kita yang dukung, film islami harus kita yang support. (disamping karna saya memang suka nonton)
Film terakhir yang saya tonton
adalah Ayat Ayat Cinta 2. Kali ini gak sendiri kok, tapi bareng teman-teman baru saya, Furi, Latifah, dan Bowo (sama teman Bowo aku lupa namanya). Anw, Sejak jauh hari saya memang memperhatikan proses
syutingnya di instagram, kampanye ajakan menonton, dan baca sinopsis serta trailer.
Dan rahasia di balik semangat stalking itu adalah karena saya ngefans berat
sama Ari K Untung yang jadi salah satu cast di film tersebut. Kenapa ngefans
sama doi? Ntar deh aku buat lapaknya hehe.
Dari trailernya sih, akhirnya
penasaranku yang masih sebatas karena Mas Ari yang memang hanya pemeran
pembantu jadi lebih menguat karena visualnya war biasaaa, karena proses
syutingnya di Gaza, Skotlandia, London, Budapest dan juga Jakarta. Ditambah
Manoj Punjabi dan Dhamoo Punjabi yang memproduseri film ini. Gak salah-salah,
total pasti!
FYI, dan mungkin sebagian besar
udah pada tau Film Ayat-Ayat Cinta 2 adalah film yang diadopsi dari Novel karya
Habiburrahman El Shirazy, atau lebih akrab disapa Kang Abik. Film ini
disutradarai oleh Guntur Soehardjanto, dan Alim Sudio juga Ifan Ismail sebagai
penulis skenarionya.
Fedi Nuril (lagi) kembali memerankan Fahri,
seorang lelaki yang bersahaja, tidak ekspresif (cool), pintar, mapan serta
tampan. Sosok Fahri yang demikian banyak menarik perhatian perempuan yang mengenalnya,
tak terkecuali penontonnya. Selain Fedi Nuril, ada Tatjana Saphira, Chelsea
Islan, Dewi Sandra, Nur Fazura, Panji Pragiwaksono dan Ari K Untung.
So, let me tell u ‘bout this
movie guys. Tapi nggak spoiler. Sederhananya, aku pengen kalian menemukan alasan
kenapa harus nonton film ini.
Film ini berkisah dinamika
kehidupan Fahri setelah ditinggal Aisyah yang karena banyak faktor pergi ke
Palestina sebagai sukarelawan, namun justru hilang tanpa kabar. Bertahun, Fahri
menanti dengan setia. Di tengah kedukaan, Fahri dipertemukan pada Hulya
(Tatjana Saphira), Keira (Chelsea Islan) dan Sabina (Dewi Sandra) seorang
tunawisma yang berkerja di rumah Fahri.
Lalu semua bermula, Fahri yang
sebelumnya mengabaikan banyak cinta yang datang kini benar-benar terjebak untuk
memulai hidupnya kembali setelah ketiadaan Aisyah.
Seperti Surga Yang Tak Dirindukan
(SYTD) Fedi Nuril lagi-lagi memerankan sosok lelaki dengan kisah cinta anti mainstream ya, penuh polemik dan tantangan. Sukses membuat perempuan-perempuan
terisak malu-malu di bawah temaram lampu bioskop hahaha.
Tapi jangan salah faham, benang
merah film ini bukan polemik kisah Fahri dimata saya. Tapi pesan nilai moral
keislaman. Terlalu banyak scene yang berarti bagi umat muslim, yang akan
menjadi pengingat kita sebagai penonton.
Tentang sikap judgement
orang-orang pada Fahri yang muslim, yang mungkin menyakitkan tapi justru jadi
tantangan terkait sejauh mana kita berhasil mencitrakan sosok muslim yang
sebenarnya.
Tentang Konsep Tabayyun, gambaran
seseorang mudah sekali berprasangka tanpa mengkonfirmasi kebenaran.
Tentang Konsep Fitnah yang
berasal dari video yang di ambil (video tidak lengkap)
Juga tentang kekejaman Israel
yang di senggol habis di film ini. Saya rasa, orang yang tadinya menutup
telinga tak peduli dengan kejahatan Israel akan dibuat benci pada Israel
melalui film ini.
Dan dengan bersamaan, menjadikan
kita tersadar bahwa Muslim itu bukan berarti pembenci Yahudi, muslim bukan orang
yang menyukai perdebatan, muslim bukan teroris, tapi muslim adalah tentang akhlak yang sejak dalam
shalat sudah rapat barisannya.
Tidak Ada Permusuhan Atas Nama Apapun.
Satu lagi yang saya sukai adalah
statemen Fahri, “Aisyah yang memilih rumah ini, karena menurutnya lingkungan ini mampu
mengobati kerinduannya pada Indonesia, tetangga kita bahkan dari beragam
agama Yahudi, Nasrani, seperti di Indonesia, Bhineka Tunggal Ika” (sssstt
kurang lebih gitu deh statemennya) wkwkwk
Yap, muslim itu mencintai tanah
air!
lalu muncul, suara-suara netijen yang budiman, lucu dan menggemaskan.
“Fahri gak manusiawi banget sih,
mana ada yang sesempurna itu?”
Ada kok, Rasulullah.
Dan yang saya bayangkan sepanjang
saya menonton film ini dan melihat sosok Fahri adalah : Rasulullah. Dan sosok
Rasulullah adalah sosok representatif umat muslim.
bukankah role model umat islam adalah Rasulullah? dikatakan seorang muslim idealnya yang seperti Rasulullah sehingga kita berlomba mengikuti sunnahnya.
bukankah role model umat islam adalah Rasulullah? dikatakan seorang muslim idealnya yang seperti Rasulullah sehingga kita berlomba mengikuti sunnahnya.
Mungkin (mungkin nih ya) Kang
Abik ingin menggambarkan sosok yang demikian dalam diri Fahri. Dan aku rasa,
nggak ada salahnya.
“Ah Film Poligami”
Ini statemen yang belum nonton
deh. Soalnya posternya aja yang begitu, tapi intinya tak begitu. Eh btw emang
kenapa kalo film tentang poligami?
“Kenapa filmnya 17+ ya”
17+ itu kebijakan dari pihak sensor
film ya. Dan yang menjadi pertimbangan adalah konten. Nah di film ini memang
ada beberapa adegan penyiksaan Israel dan adegan di penjara. Begitu!
Btw. Anw. Sinematografinya bagus
banget, alur nya keren, pokoknya dimanjakan dengan visual dan audio yang kece.
Yaiyalah iringan suara Mbak Rossa, Mbak KD, Mbak Raisa, dan Mba Isyana dengan
tembangnya masing-masing itu nyampe banget.
Apalagi bagian lagunya Mbak Kd
berasa menyayat hati banget, bikin lebih khusyu aja nangis sedih nya wkwk.
Jadi gimana? Mau nonton sendiri
apa rame-rame? Hehe.
Keren catatannya... Tapi jd bikin bingung, nonton sendiri atau rame2 ya... Hahaha
ReplyDeleteBtw, boleh dong tengok2 juga video ttg ulasan berita2 AAC2 di media...
https://youtu.be/1ezwfb-4qes
siapppp ustadz
DeleteBy the way aku udah nonton, hari jumat lalu, berempat. Dan emang kereen bangeeeet, yg buat aku kagum adalah keberanian Aisha melindungi kehormatan dirinya (saat di penjara), dan itu satu2nya scene yg buat aku nangis histeris d tengah pemutaran film (ampe temen2 pada heran, huehehe) eh maap jd curhat. Tapi buat kalian yg blm nonton, saranku jgn melewatkan momen ini deh ya, ntar nyeseeel hihihi
ReplyDeleteBy: Resti (Unila)
betul banget mba Rseti. pankapan nonton bareng yukk
DeleteWeh weh weh...
ReplyDeleteFilm ini emang is the best banget. Nilai moral yg diselipkan dan diperindah dg konflik2 yg saya rasa dekat dg kehidupan kita. Ini nyentuh banget. Kang abik dan semua yg bekerja dalam pembuatan film ini, sukses buat aku termehek-mehek. Eh.... Nangis abeees.
Jadi pengin nonton lagiiii... Dan kali jni aku pengin nonton rame2. Tks review film nya nop. Bagus banget.
Eh, omong2, itu yg bilang fahri nggak manusiwi siapa ya? Wkwkwkk
ya adaaaa aja heheheheh
Deletehooh aku ya nangis je
Jaman jomblo dulu aku malah suka banget mb makan sendiri.. Jalan2 ke toko buku sendiri.. Me time nya jadi berasa bgt gitu.. Hehehe.. Tapi belum pernah sih ke 21 sendirian.. Xixi
ReplyDeletecobain mba ke 21 sendirian. greget dah
DeleteJaman jomblo dulu aku malah suka banget mb makan sendiri.. Jalan2 ke toko buku sendiri.. Me time nya jadi berasa bgt gitu.. Hehehe.. Tapi belum pernah sih ke 21 sendirian.. Xixi
ReplyDeleteSaya dah nonton. Huhuhu.. Meweeek.. Sediih.. Btw, kok tiba2 lupa.. Bagian fahri difitnah lewat video yang nggak komplit itu pas dimana ya?
ReplyDeletewaktu Jason nendang bola ke mobil Fahri, Hulusi marah. di vidio in oleh Keira. tapi pas Hulusi nya marah duang mba
DeleteUlasan yang renyah mbak Nov, cocok nih buat bacaan ringan para abg jaman now..hee. Barusan nonton juga film-nya. Mantap bah..
ReplyDeleteiyaappp kak Arif. biar abg jaman now punya idola kece hehe
DeleteMau nonton ah
ReplyDeletebawa tissu kan bah?
Deletebiasanya saya ga begitu suka dengan tontonan Indonesia, Tapi Ayat-ayat Cinta 2 ini bikin merinding nontonnya. kemarin tetangga sebelah sampai sesenggukan nangisnya...
ReplyDeletetetangga? siapa? mbak Linda ya? haha
DeleteSaya orangnya dari dulu gak suka nonton, kalo dah baca cerita mbak Novi tentang nonton film AAC2. Jadi pengen nonton, aahhh tak cari di YouTube dulu lah trailernya. Sapa tau jadi ga alergi nonton di bioskop.
ReplyDeleteayo atuh nonton bareng kalo butuh temen nponton. aku mah berkali kali juga bulih hahaha
DeleteAdakah Sosok seperti fahri itu, ah suka sedih liat review film aac2 karena gak bisa nonton hiks,
ReplyDeletekalo kata Kang Abik, Fahri gada apa apanya sama Imam Syafei dan ulama2 pd zaman dulu. kalo tokoh kaya Fahri aja diragukan keberadaannya. jadi generasi macam apa yang kita harapkan?
Deletehoho
Tiketnya single kok nontonya reramenan kak hahaha
ReplyDeleteAku pribadi sudah pernah bahkan sering melakukan semuanya sendirian. Makan sendiri atau ngopi sendiri (apalagi kalo lagi banyak deadline dan suntuk di rumah aja) sering, nonton sendiri (daripada pance sama teman dan gak sabar mau nonton) traveling sendiri (daripada di jalan berantem sama partner traveling terus cerai) kan gak ena.
Anu, itu aku ngenes banget ya, apa apa sendirian wkwkwkw
nganu wwkwk
Deletenonotnnya perlu tisu nih, berasa banget perjuangan pemainnya memberikan yang terbaik ya
ReplyDeletenangis malu malu pokonya mah hahah
DeleteTadinya ngga tertarik nonton, tapi setelah baca reviewnya kok menarik ya. Jadi pengen..
ReplyDeleteaku temenin hehe
DeleteKebanyakan yang berkomentar negatif tentamg AAC 2 itu mereka yang tak mendalami karakter yang dijabarkan di Novel. Coba baca juga novelnya biar lebih luwes pemikirannya saat nanggapi filmya
ReplyDeleteitulah :D
Delete