Sejauh yang saya pahami, setiap
orang atau individu adalah humas bagi perkumpulan/komunitasnya. Dari yang
terkecil hingga terbesar, dimulai dari keluarga masyarakat, daerah, dll.
![]() |
saya di venue acara workshop Promosi Potensi Daerah |
So what?
Jadi sebenernya saya lagi pengen
nulis tentang apa yang saya dapat di Workshop Promosi Potensi Daerah Online dan
Offline yang diadakan Dinas Penanaman Modal & PTSP Provinsi Lampung di
Hotel Novotel Bandar Lampung. Jadi saya rasa, semua orang Lampung punya peran
dalam mempromosikan serta memperkenalkan segala bentuk potensi daerah yang ada
di Lampung.
![]() |
Para pembicara bersama Bang Rangga (@infobdl) dan moderator (@infolampung) |
Dalam workshop, yang menghadirkan
Bang Oyos Saroso, Jurnalis Lampung, Mbak Naqiyyah Syam dari Tapis Blogger, Bang
Zaki Senafal pengusaha Lampung semakin menyadarkan saya tentang peran seluruh
masyarakat dalam mempromosikan potensi daerah.
![]() |
Pict By : Tapis Blogger |
Bang Oyos menekankan bahwa penulis
adalah saksi sejarah. Namun sayangnya, di Lampung masih pelit data publik. Padahal, dengan data publik yang kongkrit
tersebut justru akan menjadikan tulisan yang “tahan lama” dan bisa menjadikan
tulisan memiliki nilai jual dalam upaya mempromosikan daerah Lampung.
Perubahan adalah sebuah
keniscayaan. Termasuk tentang cara berinteraksi dalam masyarakat. Kadang kalau
lagi ngelamun dan flashback kok
kayaknya dulu gak mungkin banget ada yang ngejual air putih yang bisa di masak
setiap orang di rumahnya masing-masing. Juga sepertinya gak kebayang, bisa
ngetik kapan aja dimana aja sementara dulu pake mesin ketik dan kalau salah
harus tipe x atau ketik ulang.
Dan dengan halu nya saya jadi
ngebayang-bayangin duh jaman apa ya anakku nanti hidup, semakin maju tentu
bekal nya juga semakin banyak. Bekal iman, bekal mental, ahh udah gak ngerti
lagi.
Sekarang aja, (baca; zaman now) kemudahan-kemudahan itu
seringkali melenakan, saya yang biasanya loyal banget antar ini-itu kemana-mana
jadi lebih suka ngurangin beban dengan Go-Send.
Atau saya yang dengan terpaksa muterin pasar buat milih baju lebaran jadi lebih
suka ngubek-ngubek aplikasi belanja online. Haha.
Mau tau hasilnya?
Hasilnya saya jadi makin subur, kalau ngaca rasanya liat pipi doang, dan jadi sering nyanyi “Nopiii saya bundaaar” karena memang lagi ngerasa bundar gak karuan wkwk. *apasih
Mau tau hasilnya?
Hasilnya saya jadi makin subur, kalau ngaca rasanya liat pipi doang, dan jadi sering nyanyi “Nopiii saya bundaaar” karena memang lagi ngerasa bundar gak karuan wkwk. *apasih
Tapi yang kayak saya itu banyak,
yakan? Tunjuk tangan, yang gak ngaku awas jempolnya cantengan *ups
Dan yang menarik lagi, saya
diingatkan oleh Bang Zaki pengusaha yang juga seorang creator media bahwa pelaku usaha yang memiliki alat ukur sendiri dalam
memutuskan lokasi investasi, dan lebih menyukai lokasi yang viral sebagai
tempat investasi.
Bang Zaky juga menyadari, tentang
perubahan pola ekonomi. Tentang cara jual-beli masa kini. Jadi kurasa, mau
pengusaha, artist, dokter, penjual jasa, dll memang harus melek media.
Karena setiap kita memang gak
bisa mengelak dari arus yang demikian, yakali siapa yang tahan dengan sistem
sms-an? Seluruh urusannya diselesaikan dengan sms-an atau telepon rumah. Siapa?
Siapaa? Ya ada sih, tapi gak banyak, berani taruhan dah.
![]() |
Ini dia, aktivis sosial media rohimakumullah. Foto di jepret oleh fotografer Lampung Bang Yopie @kelilinglampung |
Lalu pengguna sosial media, yang
menurut Kominfo sebanyak 63 juta penduduk Indonesia mengakses internet, dan 95%
dari angka tersebut menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Itu
artinya, tempat “ramai” di dunia ini pindah ke dunia maya, yakan?
Zaman now, adalah zaman dimana
kita bisa mengumpulkan banyak orang dalam satu waktu meski di tempat yang
berbeda. Dan menurutku, ini adalah bagian dari perubahan tadi. Yang menolak,
akan tertinggal. Bhay.
Anak muda zaman now (aih zaman now zaman now mulu, iya soalnya kata ini lagi
hits wkwk) itu bukan yang ngikut trend. Tapi
BIKIN trend. Bukan yang ikut-ikutan tapi DIIKKUTIN. Nggak melulu mengikuti
perubahan tapi membuat PERUBAHAN.
![]() |
Fashion Show Tapis Zaman Now, bentuk kreasi pengrajin dan designer Lampung |
Seperti yang saya bilang di awal,
semua orang adalah humas bagi perkumpulan bahkan daerahnya. Apalagi mb Naqiy
juga mengingatkan akan peran blogger, dan influencers untuk tetap semangat
menuliskan konten #tentanglampung.
Mak Kham, sapa lagei. Mak Ganta,
kapan lagei
Banyak juga ya pengguna inet di Indonesia sampai 95% nya pengguna internet. Memang bagus sekali buat ajang promosi. Apalagi untk menarik wisatawan. Ayoo ah, semangat promosiin kota Lampung. Biar Lampung makin ngetop dimata dunia kalau perlu. ^_^
ReplyDeleteMudah-mudahan lebih banyak kegiatan serupa di bandarlampung, dengan mengajak lebih banyak produsen kelas menengah ke bawah yg selama ini kesulitan mempromosikan produk mereka
ReplyDeleteSetuju banget sama Bang Mail. Selama ini kelas menengah sulit untuk naik 'pangkat' karena terbatasnya ruang promosi mereka
DeleteHidup Humas! :D
ReplyDeleteSebenarnya semua pengguna sosmed bisa jadi tukang iklan yg potensial, lha wong promosi lewat mulut aja bisa kok ya, apalagi lewat sosmed
ReplyDeleteLampung punya banyak potensi keren
ReplyDeletePotensi Lampung itu ga kalah dengan kota-kota lain. Sekarang tinggal kita yang cinta bumi ruwa jurai ini untuk terus meningkatkan dan mengeksposnya.
ReplyDeleteBukan dia yang terkuat, tapi yang mampu berdadaptasilah yang akan bertahan. Begitu katanya. Dan dengan era digital sekarang, dunia teknologi informasi akan sangat menentukan keberlangsungan suatu entitas. Mantap nih acaranya. Harus banyak inovasi semuanya.
ReplyDeleteDi era zaman now, wk wk ikutan trend, dunia serasa dalam genggaman ya mbak. Beli apa tinggal manfaatkan kemudahan dunia maya. Nsh kita nih yang orang Lampung dan pengguna inet kudu memvuralkan potensi andalan Lampung juga produk andalan biar makin dikenal dan eonomi Lampung makin baik di masa depan.
ReplyDelete