Salam Yaa Ramadhaaan. Ramadhan
yaa Salaam.
Nah itu dia TIPS Ala Aku. Semoga bermanfaat yaaa, semangat terus ibadah di Bulan Ramadhan.
Sebenernya pengen memulai tulisan
ini dengan kalimat “Masih kuat puasanya?” aih tapi kok klasik banget. Emang
anak SD? Hmm
Come On! Jangan sampai diantara
kita masih ada yang angot-angotan males puasa. Huft! Kalau begini jadi inget
obrolan Rahmat dan Abah di Film 212, The Power Of Love. Kurang lebih begini,
“Abah yakin, mau jalan kaki?
Emang kuat? Jakarta tuh jauh.” kata Rahmat dengan tatapan meragukan
“Yakin! Oke kita buktikan siapa
yang lemah!” tegas Abah.
CMIIW, gitu nggak sih dialognya.
Aduh punteun kalo salah, aku hanya mau ambil poinnya. Bahwa siapapun akan
menjadi berkali lipat lebih kuat karena sebuah tekad.
Weist ngomong-ngomong soal puasa
nih, awal Ramadhan gini biasanya laris-larisnya undangan bukber. Kalau kata
Latifah, Tiada Hari Tanpa Bukber. Hahaha. So, kali ini aku mau tulis soal
balada bukber dan kolaborasi sama Latifah si Mantu Idaman. Yang selama ini
celoteh santainya hanya berhenti via Whatsapp dan Meet Up. Pengen dong,
celotehan kita dibagi-bagi juga. Yakan?
Soal, bukber yangg tiada henti
itu antara seneng dan senep si kalo aku, ya seneng karena buka bersama bisa
banget jadi ajang silaturahmi, ketemu temen lama, temen ini temen itu yang jadi
ajang nostalgia.
Senepnya apa mba? Yaa ngerasa
lebih boros aja gitu. Hihi. Apalagi kalau tempat makan yang dipilih untuk buka
bersama adalah tempat makan dengan harga nggak ramah di kantong, malah
cenderung musuhan (?). Haha.
Faktornya banyak, dari yang soal
waktu, keuangan sampai dengan males ketemu mantan (?) ups. Tapi karena
menurutku bukber adalah sebuah hal yang perlu, sifatnya sunnah gitu, semacam
dianjurkan hihi jadi aku mau kasih TIPS buat kamu-kamu koordinator bukber
supaya bukber sukses terlaksana dan bisa jadi portopolio ngelamar kerja (?)
Pastikan yang diajak bukber paham alasan bukber
Nah ini kadang miss, aku sendiri
pernah di kondisi yang berpikir
“Ngapain si Bukber-Bukber, anak
gadis ngelayap magrib-magrib, boros pula”
Apalagi kalau yang ngajak
bukber adalah temen-temen yang tadinya nggak temen amat. Misal nggak akrab
dengan temen PPL. Eh diajak bukber, itukan jadi hal yang “krikk krikk”
Nah, kamu coba kasih tau, kalau bukber bisa ketemu dan ngobrol silaturahmi. Inget, silaturahmi itu bisa jadi jalan rezeki, jodoh. Dan, kalau masih luang, cobalah sering-sering ketemu teman supaya happy, dan awet muda. Jangan buang kesempatan bertemu teman-teman siapa yang tau ini pertemuan terakhir?
Nah kalau teman-teman sudah sama pahamnya untuk bukber, pasti semua mencoba meluangkan.
Nah kalau teman-teman sudah sama pahamnya untuk bukber, pasti semua mencoba meluangkan.
Hidupkan suasana Demokrasi
Yakk, jadi koordinator bukber
kudu sabar emang. Itulah kenapa Pernah Jadi Koordinator Bukber itu
diperhitungkan oleh pencari pegawai di perusahaan, karena kesabaran dan
kemampuan mengkoordinasi orang banyak yang cenderung pance benar-benar diuji.
Hahahaha
Jadi memang, kudu bikin list,
Budi bisa hari apa, Ani bisa hari apa,
Iwan hari apa, Tuti hari apa. Akan keliatan kok hilalnya, mana yang
paling banyak bisa, dan yang masih nggak bisa di nego-nego cantik untuk bisa.
*Niat beneeeeer
Pilih Tempat Makan yang Cuco!
Aku ngga nemuin diksi yang pas
untuk menggambarkan tempat makan yang
murah, bagus, akhwat friendly dengan tempat wudhu terpisah, juga tempat shalat
nyaman selain dengan kata CUCO!
Maafkaaan!
Artinya, pilihan tempat makan ini
perlu dipikirkan sebagaimana suatu hal yang penting karena mempengaruhi sobat-sobat
anda yang sedang boke wkwk.
Tapi, selain harga dan rasa, kamu
juga kudu mempertimbangkan tempat ibadah. Minimal, kalau di tempat makan nggak
ada tempat wudhu dan shalat yang nyaman, pastikan tempat makan nggak jauh dari
masjid yang bisa diakses cukup dengan jalan kaki.
Jangan Bukber doang, Ngilmu dong!
Aku paling suka hadir di acara
bukber yang nggak makan doang, lalu pulang. Ya ngapain gitu, pindah makan
doang. Coba deh, kamu rangkai rundown acara, nggak usah serius banget, dikemas
dengan santai tapi full faedah.
Contohnya, Bukber Bareng Tapis
Blogger ini. bayangin, dengan HTM yang memang sesuai dengan harga takjil dan
makan berat kamu bisa sekaligus belajar potret produk hanya dengan smartphone!
Menarik kan?
Atau, kalau itu terlalu repot,
kamu boleh undang ustadz yang kamu kenal untuk kasih taujih sedikit nasehat
untuk kasih pencerahan supaya hari esok makin cerah secerah sinar mentari,
hihi.
Atau, sembari belajar TOEFL,
sembari belajar design grafis, sambil belajar nulis, belajar ini itu.
Nah itu dia TIPS Ala Aku. Semoga bermanfaat yaaa, semangat terus ibadah di Bulan Ramadhan.
Mau baca celotehan si Mantu
Idaman juga? klik :
Tiada Hari Tanpa Bukber
Nantikan Celoteh Santai di minggu-minggu mendatang spesial Bulan Ramadhan.
ok mbak, jadi kapan nih kita bukber? hehe... btw, keren deh postnya.
ReplyDeleteAyoooo! No pance pance ya wkkwk
ReplyDeleteKeren abissss dehh mbkkkkk😍 ayukk bukber sma anak humas mbk😂
ReplyDeleteUndang aku undang aku, biar bukber humas ada faedahnya wkkk *narsis amat*
DeleteKeren abissss dehh mbkkkkk😍 ayukk bukber sma anak humas mbk😂
ReplyDeleteHahaha.... emang sih ya, ramadan itu jadi ajang silahturahim sama temen2 lewat acara bukber yang kadang cuma rencana forever karena sibuk masing2....
ReplyDeleteBukber berfaedah suka banget deh jangan sampai enggak ada isi ya, apalagi lupa jdwal sholat
ReplyDeleteJadi... Kapan bukber? 😅😅
ReplyDeleteAku sampai skrang belum terima tawaran bukber.
Mungkin nanti, nunggu lebaran baru mau.
Wkwkwk...
WACANA.
btw, tks ya TIPS nya... Faedah 😁😁
Ntaps mbak ngekek bacanya
ReplyDeleteAyoook ge bukber
aku belum bukber sampai hari ini kak, repot bawa bocah
ReplyDeletebukber ini bagusnya juga di tempat yang nyaman buat shalat
ReplyDeleteSetuju banget novi... Bukber yg berfaedah lebih bermanfaat dan menyenangkan..
ReplyDeleteahahaha akhirnya kolaborasi ini rilis juga. aku sempat khawatir ini juga akan menjadi wakanda forever macem bukber di WAG-WAG gitu hahaha. Bener
ReplyDeletekatamu kalau ada tekad pasti terlaksana, sayangnya demokrasi pada sebuah WAG itu pasti akan berkahir "Oke, gue ngikut aja" pas giliran waktunya ditentukan, semuanya akan mundur teratur dengan alasan "wah sory, hari itu gua ada bukber bareng mertua" padahal segrup jomblo semua! -_-
Jujur, sejak saya punya bayi, jarang bahkan ga pernah ikut bukber. Hari ini ada bukber bareng semua seller online MP Medan dan bagi-bagi takjil, tapi ga bisa ikutan hiks hiks. Beruntung nih mba Novi bisa bukber.
ReplyDeleteKalo aku palingan cuma 3x dalam bulan ramadhan bukbernya, bukber bareng suami, bukber barang teman kantor n bukber bareng teman pengajian.
ReplyDeleteHahahhaa. Temen temen sd smp sma gitu. Sampe janjian h min 2 lebaran. Tapigak jadi juga. Oke gue share. Nice informasi.
ReplyDeleteJoss mbak. Diitunggu undangan ngilmu + bukber oleh flp bdl. (lagi)
ReplyDeleteMalah ingat iklan "WACANA FOREVER" Aku
ReplyDeleteBelum pernah tuh bukber berfaedah. Seringan pindah makan doang, selesai pulang.
ReplyDeleteMana menuju tempat makannya harus menembus kemacetan. Fiuhhh 😂
Seru banget ya bukber apalagi kalau ketemu teman-teman dekat. Banyak ilmu persaudaraan makin erat.
ReplyDeleteentah, mungkin saya diantara banyak kawan menjadi salah seorang yang jarang sekali ikutan bukber meski dapat invite atau undangan, bukan karena saya non-muslim (tetep banyak yang undang)
ReplyDeleteMohon maaf apabila pendapat saya gak sesuai dengan makna bukber itu sendiri. Saya masih ingat salah satu senior saya di salah satu organisasi internasional yang bilang begini (dibawah ini) ---- V
"Jujur, sebenarnya saya malu kalau ikut acara buka puasa bersama yang sering disebut bukber. Malu sama orang-orang yang serba kekurangan (maaf: miskin). Betapa tidak malu, di bulan puasa ini, kita sedang mencoba memahami kelaparan mereka, ketiadaan mereka... Karena kita sedang "berpura-pura" menjadi mereka, tanpa sedikitpun menjadi mereka.
Kita berbuka dengan kemewahan, sedang mereka tetap seperti apa adanya.
Kita punya hari kemenangan, sedangkan mereka setiap hari merasakan kalah... (tapi in syaa Allah menang di mata Allah SWT).
Kita hanya menjalankan perintah, sedangkan mereka menjalani hidupnya.
Kita hanya menunda lapar kita, sedangkan mereka lapar ada dalam setiap tarikan nafas mereka..
Bahkan kita lebih senang menjalankan "ritual" tanpa peduli maknanya.
Kita lebih senang menyimpan uang untuk belanja makanan berbuka puasa, tanpa memikirkan berbagi rejeki kepada mereka yang sedang tidak berpunya.
Saat lebaran kita memamerkan apa yang kita punya kepada keluarga, tanpa sedikitpun berfikir bahwa ada kepala keluarga yang bingung ketika anaknya bertanya, "besok kita makan apa, pak?"
Dan setiap tahun, saya selalu merasa kalah. Kalah oleh kemunafikan saya. Tidak ada sedikitpun yang saya bisa banggakan sebagai kemenangan..."
Sahabat / saudaraku..., hal-hal di atas mengingatkan kita kembali (terutama diri saya pribadi) akan makna berpuasa, yang hanya terdengar dalam mimbar-mimbar ceramah dan hilang ketika kaki melangkah pulang.
Manusia selalu "menghibur" / "mengklaim" bahwa dirinya sudah melakukan ibadah, padahal ia sejatinya hanya menjalankan kewajiban belaka. Tanpa ada perintah, bisa jadi manusia akan selalu lupa akan tugas dan fungsi dirinya di dunia...
Masihkah kita harus terus seperti itu..?
YA ALLAH...., MUNAFIKKAH AKU.....?
bukber.. tujuan utamanya ngumpul
ReplyDelete