Aku pernah ada di kondisi dimana nggak exciting sama sekali sama yang
namanya Traveling atau Backpacker.
Istilah Backpacker sendiri benar-benar jadi trend di kalangan anak kampus saat aku
aktif-aktif nya di kampus. Dan yah, aku biasa aja. Sampai ditanya pengen jadi
Traveler kaya Asma Nadia nggak si? Aku njawabnya yah kalo ada kesempatan. Wkwk.
Jawaban orang males itu.
Lain dulu lain sekarang, justru kini aku baru mulai menata mimpi mau
kemana-kemana. Dan malah bertanya sama diri sendiri, kenapa sih dulu punya niat
aja nggak ada untuk jalan dan pergi-pergi. Setelah aku pikir-pikir memang
banyak faktornya, tapi pada intinya penyebab terbesarnya adalah AKU KURANG
PEDE.
Kayak nggak yakin sama diri sendiri mampu pergi jauh, baik secara
finansial, fisik, atau bahkan waktu. Lalu keadaan sekitar yang sedikitpun nggak
memicu semangat untuk kemudian bikin aku berpikir “Ayo jelajah daerah lain!”
gitu.
Terus kenapa sekarang bisa suka? Mungkin karena jaman ya, di masa kini
semua hal bisa mudah tereksloitasi sedetail mungkin. Dari mulali keindahan
alam, kekayaan budaya sampai hal terkecil lain bisa muda kita akses dalam
genggaman. Dan semua itu cukup jadi alasan untukku pengen berlarian kesana
kemari dan tertawa~ *eh malah nyanyi
Nah, teman-teman aku rasa kalian *khususnya yang jarang traveling kayak
aku* mulai sekarang perlu deh bikin list daerah yang ingin dikunjungi, lalu
stalking dan didoakan lima kali sehari. Siapa tau ada rejekinya whehe.
Karena ternyata manfaat dari traveling itu sendiri nggak sesederhana “biar
lihat ini itu seperti yang tersebar di Instagram”. Senang sekali, beberapa hari
yang lalu aku berkesempatan dengar cerita Mbak Rosita Sihombing soal
pengalamannya yang udah Travel ke Berbagai Negara. Eww~
Beliau memulai dengan bilang “kalian kenal Ibnu Baitutah ngga?” oh iya aku
tau, tapi ndak sempet berkenalan *apasih. Lalu, Marcopolo? Kenal ndak? Oh iya.
Kalian juga? Tau kan? Kalo ndak tau silakan gugel haha.
Satu hal yang pasti dalam traveling adalah “Membuka Wawasan” sesekali,
pembukaan wawasan itu dianggap selesai dengan membaca buku, sebagai jendela
dunia. Tapi, tentu berbeda dong kalau kita experience langsung. Yakan?
Dan, kita sebagai orang muslim sangat perlu membedah wawasan dan menajamkan
karakter seorang muslim. Dengan..... Traveling!
Dalam keseharian yang nyaman, kita sering mengabaikan hal kecil dan remeh.
Dan menurut pengalaman Mbak Sikrit ada 3 kata Ajaib yang ternyata lebih Ajaib
dari kata Ajaib itu sendiri, means ya sangat Ajaib!
Kata apa aja itu? Maaf, Terimakasih
dan Tolong!
Gimana? Mainstream kan? Tapi percaya nggak kalau ternyata dampak dari kata
tersebut? Karena budaya di negara yang akan kita kunjungi tentunya beda-beda
ya. Dan dengan 3 kata ajaib ternyata mampu menaklukan berbagai perbedaan antara
kita dan tempat baru.
Traveling itu konsepnya hijrah, dan yang namanya hijrah, dangat penting
bagi kita untuk memastikan bahwa hijrahnya kita itu dalam rangka menjadi lebih
baik. Menajamkan kepekaan, menstimulasi kemandirian, keinginan cepat belajar,
bahkan kepercayaan diri dan optimis.
Aku sendiri waktu ngedenger satu persatu cerita Mbak Sikrit, kaya nggak
nyangka kalau Traveling itu sedemikian berpengaruh pada kepribadian. Woooww.
Selain hal-hal yang disebutkan di awal, traveling bahkan bisa menurunkan
rasa kejumawaan yang mungkin setiap kita terbersit rasa ini. Bayangkan ketika
kita melihat hal baru, yang lebih agung, indah, akan sadar bahwa apalah kita di
mata Yang Maha Pencipta, yakan?
Melatih kesabaran juga akan kesulitan yang sangat mungkin hadir ketika
sedang berada diperjalanan. Kalau nggak sabar, nggak selesai masalah kita.
Semacam praktek langsung! Keluar dari zona nyaman itu tadi!
Mengembangkan empati dalam diri, yak traveling bisa memacu kita untuk peka
sama sekitar, yang tadinya suka acuh-acuh manja kita akan ada dalam kondisi harus
seksama akan keadaan.
Amazing nggak siii? Hehe
Pas banget, akhir-akhir ini aku lagi sering merenung. Berpikir tenang, memaknai
perjalanan hidup, tujuan, goal hidup di dunia, bekal di akhirat, memetakan
mimpi. Tapi masih ngerasa banget punya pribadi ‘salah’ dan ngerasa sulit
berubah.
Such a honor bisa duduk bareng dedek-dedek emesh dengerin Mbak Sikrit
berbagi pengalaman.
sebagai generasi milenial dengan banyak kemudahan hidup yang bahkan nggak pernah terpikirkan oleh orang dahulu, perlu bagi kita dengan kemudahan tersebut membangun karakter salah satunya dengan traveling.
Walau misalkan, tulisan ini sangat enggak mewakili apa yang
aku dapet, denger, dan rasa dari agenda ini aku berharap sedikiiit aja ada
manfaat buat pembaca sekalian. Hehe
Oh ya, satu lagi aku sempet ajukan pertanyaan lho ke Mbak Sikrit eh lebih
tepatnya curhat. Jadi, sebagai anak bungsu dengan banyak kakak dan orangtua
yang sudah di usia senja. Hal yang aku lakukan tuh kerap jadi perhatian. Ada tiga
kakak dan tiga kakak ipar yang aku minta izin dan pertimbangan kalau mau pergi
jauh. Terlebih aku seorang perempuan, yang ayah juga sudah ngga ada. jadi yaaa,
gitu deh.
Dan temen-temen Mbak Sikrit bilang, kita memang harus memastikan orang
terdekat dan yang bertanggungjawab atas hidup kita. Suami atau orangtua dan
wali. Hanya tentu saja kita harus membangun kepercayaan kalau kita sanggup
menjalani.
Hem iya sih, namanya orang dekat pasti menaruh banyak perhatian ke kita
kan?
Hiks. Thanks a lot Mbak Rosita dan segenap panitia acara OSIS SMA IT
Cordhova sudah mengundang kami.
Setuju sama semua yang ditulis di sini. Makanya saya memilih judul blog BlogPacker :p hahahah meskipun blog saya isinya campur-aduk :D
ReplyDeletetraveling memang menyenangkan, membuat kita melek akan dunia yang ada disekitar kita.
ReplyDeletecara memperbaiki radiator mobil bocor