Manusia sebagai makluk sosial dengan segala keterbutuhannya,
tentu tak lepas dari pasar. Dimana di dalamnya terdapat interaksi, proses jual
beli, tawar menawar, dan sebagainya. Sementara aktivitas pasar didukung oleh
berbagai aspek, dari faktor alam hingga infrastruktur sangat mempengaruhi
bagaimana roda perputaran dalam pasar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Roda
diputar oleh berbagai pihak yang menggantungkan hidupnya dalam tiap kayuhan
aktivitas pasar.
Dapat kita sebutkan berbagai macam perofesi dalam sebuah
pasar tradisional, produsen, distributor, reseller, kuli, tukang bebersih
bahkan keamanan. Keterkaitannya dengan menyoal infratruktur sebagai pendukung, infrastruktur
dinggap menjadi sebuah penentu yang akan memberikan dampak besar bagi
perputaran roda demi menghidupi nafas tiap profesi.
Lambatnya pembangunan infrastruktur yang ditandai dengan
kurangnya kualitas dan kuantitas prasarana akan berimbas pada pengembangan
aktivitas pasar. Prasarana dapat dalam bentuk fisik seperti jalan, akses
pengiriman/distribusi dan pasar itu sendiri, maupun non fisik seperti
ketersediaan listrik, kesejahteraan sosial dan kesehatan masyarakat.
Dalam Global Competitiveness Report 2018, yang disusun oleh
lembaga World Economic Forum (WEF), Indonesia menempati urutan ke-71 dari 140 negara
dalam hal pembangunan infrastruktur. Sementara aktivitas ekonomi (dalam sebuah
pasar, misalnya) berpotensi terus menguat ditandai dengan meningkatnya jumlah
populasi masyarakat Indonesia menjadi sebuah ketimpangan tersendiri. Padahal
aktivitas pasar diharapkan dapat mensejahterakan dan membuka lapangan
perkerjaan semua kalangan, dari segala profesi yang terlibat di dalamnya.
Keadaan infrastruktur yang lemah, membuat keberlangsungan (secara
luas) ekonomi menjadi tidak efisien. Pasar, misalnya menjadi yang kurang nyaman
bagi konsumen dan akan merugikan banyak pihak. Gerak produksi melambat,
begitupula dnegan distribusi, keadaan kurang nyaman pun dapat membuat
beralihnya konsumen ke pasar yang lebih modern dan instant sehingga hilangnya
aktivitas klasik seperti tawar menawar yang merupakan bagian dari proses sosial
dimana hal tersebut adalah bagian dari keterbutuhan manusia akan aktivitas
sosial.
Tidak kalah penting lagi adalah kesejahteraan masyarakat yang
menjadi titik simpul dari itu. Lapangan kerja yang diharapkan dari aktivitas
pasar menjadi menurun karena kurang mapannya infrastruktur. Biya logistik yang
mahal (karena kurang efisien sehingga membengkak biaya produksi), membuat para pedagang/pebisnis
memilih untuk mengurangi jumlah pekerja, berimbas pada kurangnya lapangan kerja
Efek domino ini sebaiknya sejak jauh hari dihindari. Negara
diharapkan hadir ditengah kita demi mengurai permasalahan yang seolah tiada
ujung. Pemerintah yang telah memberi mandat pada PT SMI yang diharapkan dapat
berperan aktif dalam pembiayaan infrastruktur Indonesia dan membantu persiapan
proyek infrastruktur, baik yang dilakukan melalui layanan konsultasi maupun pengembangan proyek bagi proyek-proyek infrastruktur di
Indonesia.
Rekomendasi daerah yang mendapat perhatian tidak hanya cukup
dari daerah dengan 3T Terluar, Terdepan dan Terpencil. Namun harus fokus lagi
ke sudut-sudut pulau yang sangat kekurangan akses komunikasi. Melalui PT SMI,
diharapkan pemerintah memberi perhatian lebih pada infrfastruktur fasilitas
umum agar tercipta masyarakat sejahtera dengan terbukanya lapangan perkerjaan,
mudahnya akses informasi sehingga memicu kreativitas masyarakat.
Dalam hal perbaikan infrastruktur, pasar khususnya PT SMI
dalam track record nya sudah banyak memberikan perhatian melalui pembangunan.
Hal ini diharapkan terus berjalan secara massif. Mengingat keharusan
seimbangnya kekuatan ekonomi dan aktivitas pasar dengan perbaikan
infrastruktur. Demi Indonesia yang lebih baik.
Disclaimer : foto diambil dari berbagai sumber.
Ntapis, aku syka loh belanja di pasar, apalagi pasar pasar tradisional yang udah direvitalisasi dan bersih bebas becek.
ReplyDeleteaminnn. Demi Indonesia yang lebih baik. :D
ReplyDelete